Mari membangun Jaringan Sekolah Digital Indonesia(JSDI)! Ini Tahapannya...
Sekolah digital adalah sebuah lembaga pendidikan yang mengaplikasikan sistem pendidikan terdigitalisasi. Bukan hanya sistem pembelajarannya saja yang terdigitalisasi, sistem manajemen sekolahnya pun juga terdigitalisasi.
Konsep sekolah digital memang cukup kompleks dalam penerapannya. Tapi jika sistemnya sudah berjalan, proses pendidikan akan berjalan dengan baik.
Memahami Konsep Sekolah Digital
Prinsip dasar dari digital school concept adalah migrasi data tradisional menuju data digital. Seluruh data yang sudah dialihkan menjadi data digital kemudian diintegrasikan secara penuh sehingga seluruh pelaksanaan sistem pendidikan sudah berbasis pada data digital.
Supaya memudahkan dalam pemahaman, konsep sekolah digital akan dibagi dalam 3 fase:
1. Sekolah Digital 1.0
Pada fase awal ini, lembaga pendidikan sudah menghadirkan ruang kelas digital untuk mendukung proses belajar mengajar. Sejumlah fasilitas ICT standar mulai disediakan.
Beberapa hal penunjang yang terdapat pada fase ini misalnya:
Konten digital yang berkualitas sebagai bahan ajar guru.
Menyediakan proyektor dan perangkat komputer bagi guru pengajar.
Fasilitas lab komputer yang mumpuni.
Akses wifi di area kampus.
Website official.
dll.
Pada dasarnya, sekolah konvensional sudah cukup banyak yang bertransformasi ke tahap ini.
2. Sekolah Digital 2.0
Pada tahap ini, digitalisasi mulai diterapkan lebih menyeluruh. Interaksi digital juga akan berlangsung lebih massive. Untuk mencapai fase ini, perangkat software maupun hardware yang dibutuhkan akan lebih banyak lagi.
Beberapa hal tambahan untuk menuju fase ini diantaranya:
Learning Management System.
Perangkat smartphone (tablet) bagi siswa.
Papan tulis interaktif.
Materi pembelajaran dalam bentuk buku sekolah digital.
Konten pembelajaran digital yang interaktif.
School Management System
dll.
Pada fase ini, konsep sekolah digital mulai terlihat jelas praktiknya.
3. Sekolah Digital 3.0
Pada fase ini, sekolah akan didorong lebih lagi untuk bisa 100% digital. Semua fasilitas pada fase-fase sebelumnya dioptimasi dan tema-tema digital mulai dimasukan menjadi bagian dari pembelajaran.
Beberapa hal yang dihadirkan untuk menunjang fase ini diantaranya:
Learning Management System dioptimasi untuk memenuhi pembelajaran abad 21.
School Management System yang lebih komprehensif memenuhi segala kebutuhan.
Penerapan kurikulum berbasis ICT.
Melaksanakan program pelatihan ICT bagi guru, untuk meningkatkan kompetensi guru.
dll.Membangun sekolah digital atau mentransformasi sekolah konvensional menuju sekolah digital memang tidaklah mudah. Selain ada banyaknya elemen yang perlu diintegrasikan, biaya yang dibutuhkan untuk melengkapi fasilitasnya juga sangat besar.
Secara garis besar, setidaknya ada 4 tahapan bagi manajemen sekolah untuk bisa mengadopsi program sekolah digital.
1. Perencanaan
Seluruh bagian dalam manajemen sekolah harus paham betul pentingnya transformasi digital ini bagi sekolah. Mengacu pada hal tersebut, visi menuju digitalisasi sekolah bisa mulai disusun. Dengan visi yang jelas, seluruh bagian dalam manajemen sekolah diharapkan bisa menyusun program yang sejalan.
Sebelum menyusun program, evaluasi dulu sumber daya sekolah. Cari tahu hal-hal potensial yang bisa didorong dan kelemahan-kelemahan yang bisa diatasi dengan pengaplikasian ICT di sekolah.
Pada tahap ini, penggunaan tools yang bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisa mulai dibiasakan.
2. Pengaplikasian
Setelah program perencanaan sudah disusun, tahap selanjutnya adalah penyediaan infrastruktur ICT dan fasilitas penunjang lainnya. Seperti yang dibahas pada konsep sekolah digital, infrastruktur dan fasilitas yang dibutuhkan diantaranya:
Jaringan internet di lingkungan sekolah.
Tablet/smartphone untuk siswa.
Seluruh fasilitas untuk membentuk ruang kelas digital.
Resource digital untuk pembelajaran.
Penerapan sistem Blended Learning
Menerapkan Learning Management System & School Management System.
dll.
Untuk mengaplikasikan Learning Management System & School Management System, pihak sekolah bisa menggandeng penyedia jasa. Sistem disediakan penyedia dan pihak sekolah hanya perlu mengadopsi sistem tersebut.
Pada tahap ini, guru dan seluruh bagian dalam manajemen sekolah harus mempelajari bagaimana menggunakan setiap perangkat. Biasanya akan dilakukan pelatihan teknis untuk memahami cara kerja software & hardware penunjang.
Selanjutnya, para siswa yang dilatih dan dibiasakan untuk menggunakan sistem dan memanfaatkan fasilitas ICT yang sudah disediakan.
Supaya pelaksanaan program berjalan dengan lancar, pihak sekolah juga perlu menyediakan teknisi ICT untuk mengelola segala fasilitas yang ada.
3. Pengembangan Kompetensi Guru
Pada tahap sebelumnya, seluruh guru dan staff mendapat pelatihan teknis berkaitan dengan penggunaan perangkat. Pada tahap ini, level pelatihannya harus dinaikan.
Guru tidak cukup hanya sekedar bisa menggunakan alatnya. Mereka juga perlu mendapat pelatihan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi perangkat yang ada dan menguasai sejumlah skill pada bidang ICT.
Dengan naiknya kompetensi guru di bidang ICT, pelaksanaan praktik sekolah digital akan lebih optimal.
4. Integrasi
Pada tahap ini, kurikulum harus mulai diperbaharui. Kurikulum harus sudah mengadopsi kebutuhan pendidikan 4.0. Tema-tema ICT juga wajib dimasukan jadi bagian dari kurikulum.
Setiap elemen, baik itu staff sekolah, guru, murid, maupun orang tua/wali murid kepentingannya sudah diakomodasi dengan baik menggunakan sistem yang berjalan.
5. Transformasi
Pada tahap ini, sejumlah transformasi harus segera dilakukan, misalnya:
Peran guru yang sebelumnya sekedar menjadi penyampai materi pelajaran harus shifting menjadi fasilitator, pengarah, dan mitra belajar para siswa.
Aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran dipersonalisasi.
Lebih banyak menjalankan proyek untuk membiasakan siswa memecahkan masalah dan memicu kreatifitas untuk berkarya atau menemukan sesuatu.
Pembelajaran dilakukan secara kolaboratif.
Pihak sekolah bisa lebih aktif menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi, lembaga, atau perusahaan demi meningkatkan value pendidikan di sekolah.
dll.
Tahapan-tahapan di atas adalah gambaran untuk membangun sekolah berbasis digital yang relevan dengan pendidikan 4.0. Prakteknya tentu saja tidak semudah kelihatannya.
Salah satu tantangan terbesar adalah masalah biaya.
Pintek, startup fintech yang cukup aware dengan masalah ini ingin berkolaborasi dengan lembaga pendidikan dengan memberikan skema pinjaman khusus.
Dengan pinjaman dana dari Pintek, lembaga pendidikan yang ingin meningkatkan layanan pendidikan bisa memiliki modal dan cash flownya tetap terjaga. Dengan demikian, upaya menuju sekolah digital bukan lagi mustahil.
0 Response to "Mari membangun Jaringan Sekolah Digital Indonesia(JSDI)! Ini Tahapannya... "
Post a Comment