Kesetiaan Sang Jembatan Bambu
Jembatan bambu ini dibuat oleh masyarakat dusun Baji Areng Desa Bukit Harapan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba provinsi Sulawesi Selatan Indonesia secara manual dan swadaya.
Sejak dirakitnya mulai pada tahun 1995 sampai sekarang, jembatan ini masih terus digunakan, tiap kali jembatan ini rusak kali itu juga masyarakat beramai-ramai untuk membangunnya kembali.
Dengan adanya jembatan ini tentunya menjadi alternatif masyarakat saat musim hujan, sabab apabila hujan mulai turun, volume sungai bijawan biasanya bertambah besar sehingga menyulitkan untuk diseberangi secara langsung.
Sementara aktivitas masyarakat Baji Areng ini hampir 70% berada di sebrang sungai, mulai dari perkebunan, persawahan sampai ternaknya semua ada disana.
Sungai bijawang ini menghubungkan desa Bukit Harapan dan desa Anrang Kecamatan Rilau Ale. Menurut saksi mata salah seorang masyarakat dusun Baji Areng yaitu Hami Dolong usia 90 tahunan, menceritakan bahwa jalan yang menghubungkan antara Desa Bukit Harapan menuju Desa Anrang sudah ada sejak saman VOC Belanda,
Hami Dolong pada saat itu masih kanak-kanak tinggal bersama keluarganya. Ayahnya bernama Uwa Baddu dan ibunya bernama Sanija.
Singkat kisah menurut Hami Dolong katanya hampir setiap orang yang akan menyeberang kemudian terhalang banjir biasanya numpang berisitirahat bahkan bermalam sampai beberapa malam menunggu volume air surut baru kemudian melanjutkan perjalanan.
Oleh karena pada masa itu masih kacau, maka prinsip hidup yang dipakai pada masa itu adalah bagaimana mempertahankan hidup dari berbagai macam ancaman, mulai dari penjajah Belanda, tentara grelliya, para perompak dan lain sebaginya dan menurut Hami Dolong semua orang dengan berbagai latar belakang dan profesi pada masa itu pernah singgah di Rumah orangtuanya dan semua dilayaninya.
VOC yang datang, dilayani, para pejuang yang datang dilayani. Penghianat yang datang dilayani. Andai kata pada masa itu orang tua Hami Dolong sedikit melakukan kesalahan maka mungkin Hami Dolong tidak lahir ke dunia.
Berarti jembatan bambu ini boleh dikata sangat setia menemani masyarakatnya dii sana.
Sejak dirakitnya mulai pada tahun 1995 sampai sekarang, jembatan ini masih terus digunakan, tiap kali jembatan ini rusak kali itu juga masyarakat beramai-ramai untuk membangunnya kembali.
Dengan adanya jembatan ini tentunya menjadi alternatif masyarakat saat musim hujan, sabab apabila hujan mulai turun, volume sungai bijawan biasanya bertambah besar sehingga menyulitkan untuk diseberangi secara langsung.
Sementara aktivitas masyarakat Baji Areng ini hampir 70% berada di sebrang sungai, mulai dari perkebunan, persawahan sampai ternaknya semua ada disana.
Sungai bijawang ini menghubungkan desa Bukit Harapan dan desa Anrang Kecamatan Rilau Ale. Menurut saksi mata salah seorang masyarakat dusun Baji Areng yaitu Hami Dolong usia 90 tahunan, menceritakan bahwa jalan yang menghubungkan antara Desa Bukit Harapan menuju Desa Anrang sudah ada sejak saman VOC Belanda,
Hami Dolong pada saat itu masih kanak-kanak tinggal bersama keluarganya. Ayahnya bernama Uwa Baddu dan ibunya bernama Sanija.
Singkat kisah menurut Hami Dolong katanya hampir setiap orang yang akan menyeberang kemudian terhalang banjir biasanya numpang berisitirahat bahkan bermalam sampai beberapa malam menunggu volume air surut baru kemudian melanjutkan perjalanan.
Oleh karena pada masa itu masih kacau, maka prinsip hidup yang dipakai pada masa itu adalah bagaimana mempertahankan hidup dari berbagai macam ancaman, mulai dari penjajah Belanda, tentara grelliya, para perompak dan lain sebaginya dan menurut Hami Dolong semua orang dengan berbagai latar belakang dan profesi pada masa itu pernah singgah di Rumah orangtuanya dan semua dilayaninya.
VOC yang datang, dilayani, para pejuang yang datang dilayani. Penghianat yang datang dilayani. Andai kata pada masa itu orang tua Hami Dolong sedikit melakukan kesalahan maka mungkin Hami Dolong tidak lahir ke dunia.
Berarti jembatan bambu ini boleh dikata sangat setia menemani masyarakatnya dii sana.
0 Response to "Kesetiaan Sang Jembatan Bambu"
Post a Comment